13 November 2017

APAKAH KEMATIAN SESEORANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH ?


Disadari bahwa manusia pada akhirnya akan meninggal. Pertanyaan yang muncul, " Apakah kematian setiap orang itu memang sudah waktunya atau adakah orang bisa dikatakan meninggal sebelum waktunya ? 

( sebuah Kutipan Artikel dari Ingrid Listiati melihat dari sudut pandangan Gereja Khatolik )

Kematian adalah berakhirnya kehidupan kita di dunia ini. Rasul Paulus menggambarkan kematian sebagai peralihan hidup manusia : " Kemah tempat kediaman kita di bumi " dibongkar, untuk menuju " suatu tempat kediaman di Sorga " yang kekal ( 2 Kor 5:1). Maka, melalui kematian, memang tubuh kita akan binasa, namun jiwa kita akan tetap hidup selamanya.

Pertanyaannya apakah berakhirnya kehidupan seseorang di dunia ini sudah waktunya atau adakah kematian sebelum waktunya ?

Pertanyaan ini mensyaratkan kita mengetahui secara prinsip pengetahuan Ilahi Tuhan ( the divine foreknowledge of God ) yang tiada terbatas ( Sumber : Dr. Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma,, p. 41 )

1. Tuhan mengetahui semua kejadian yang nyata, baik di masa lalu, sekarang maupun yang akan datang ( scientia visionis ) - de fide
Dalam hal ini, Tuhan melihat semuanya itu sebagai " saat ini ", sebab ia tidak terbatas oleh waktu.

2. Dengan pengetahuan akan penglihatan ( scientia visionis ), Tuhan telah meilihat terlebih dahulu dengan kepastian yang tidak mungkin salah, segala tindakan di masa yang akan datang yang ditimbulkan dari kehendak bebas manusia - de fide
Dalam Pengertian inilah Yesus telah lebih dahulu mengetahui Yudas Iskariot akan mengkhianati-Nya, namun ia tidak mentakdirkan Yudas mengkhianati-Nya. Yudas menggunakan kehendak bebasnya untuk mengkhianati Yesus, dan Yesus mengizinkan hal itu terjadi, untuk mendatangkan kebaikan yang lebih besar dari kejahatan Yudas [ oleh pengkhianatan Yudas, Yesus wafat dan bangkit dari mati, untuk mendatangkan keselamatan bagi manusia dengan mengalahkan kuasa dosa dan maut ].

Maka dengan kedua prinsip ini, kita mengetahui bahwa Allah telah mengetahui dari sejak awal mula, akan segala yang akan terjadi dalam kehidupan tiap-tiap orang termasuk kapan dan bagaimana kita akan meninggal dunia. Namun Ia tidak mentakdirkannya demikian, karena sedikit banyak ada faktor kehendak bebas manusia yang terlibat, ataupun faktor penderitaan yang diizinkan oleh Tuhan untuk terjadi dalam kehidupan seseorang dengan tujuan untuk mendatangkan kebaikan yang lebih besar. Karena Tuhan Maha tahu, Ia sudah terlebih dahulu mengetahui semuanya ini.

Manusia dapat meninggal dunia karena sesuatu yang kelihatannya tiba-tiba dan tak terduga, seperti kecelakaan lalu lintas atau bencana, tetapi juga dapat terjadi karena akumulasi kebiasaan hidup yang kurang baik, misalnya bekerja tanpa istirahat, makan tidak teratur atau tidak seimbang, kurang berolah raga, terkena polusi, dst. Hal-hal ini kemudian menjadikan seseorang jatuh sakit, dan kemudian meninggal.
Allah sudah mengetahui sejak awal, akan apa yang menjadi pilihan kita dalam hidup ini yang akan menghantar kepada kematian kita. Maka tidak ada yang menjadi "suprise" bagi Tuhan; dan dengan demikian, kita tidak dapat berkata bahwa seseorang meninggal sebelum waktunya, seolah-olah Tuhan sudah menentukan suatu waktu, tapi kemudian terjadi sesuatu yang di luar rencana / pengetahuan Tuhan. Maka yang benar adalah Tuhan mengizinkan kematian seseorang terjadi, yang jika diperhatikan merupakan akibat dari sesuatu yang telah terjadi lebih dahulu terjadi, entah itu penyakit, kecelakaan, kejadian tragis, dst., namun semua kejadian yang negatif tersebut bukan rancangan Allah. Allah hanya mengizinkan semua terjadi, untuk membongkar 'kemah manusia dibumi' untuk memberikan kehidupan abadi.

Memang pada akhirnya kita harus menerima hal penderitaan dan kematian sebagai suatu misteri yang tak sepenuhnya dapat kita pahami pada saat kita masih hidup di dunia ini. Namun sebagai orang beriman, mari berpegang pada ajaran Kristus, " Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, ...... takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." ( Mat 10:28)

Sebab kehidupan kita yang sesungguhnya bukan yang di dunia ini, tetapi kehidupan yang kekal bersama Tuhan di Surga. Dan memang yang menentukan apakah kita bisa masuk dalam Surga atau tidak adalah Tuhan. Maka " Takut kepada Tuhan "/ fear of the Lord, ini harusnya membawa kita kepada kebijaksanaan yang mengajui bahwa hidup kita ini ada di tangan Tuhan, dan kita harus mengisinya dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan kehendak dan perintah-perintah-Nya, agar pada saatnya nanti Tuhan menerima kita sebagai milik-Nya dan mengizinkan kita memasuki kehidupan ilahi bersama-Nya di Surga.

Refleksi pribadi :

Manusia pasti akan meninggal oleh karena dosa asal yang dilakukan Adam. Tuhan Maha Tahu apa yang akan terjadi bagi setiap individu/manusia termasuk kematiannya. Ia memberikan kebebasan penuh pada manusia untuk menanggapinya, karena Tuhan maha baik, BUKAN Tuhan yang menginginkan Penderitaan bagi manusianya.
Kematian bagi manusia adalah misteri ( Kapan, dimana, dan bagaimana) tetapi bagi Tuhan Tidak.

OIeh karena itu, hiduplah bersama Tuhan, kematian adalah jalan menuju kehidupan abadi yang bahagia. Surga adalah tempat yang dijanjikan Dia bagi kita, Neraka adalah tempat bagi mereka yang oleh kesombongannya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar